Lindungi Anak-anak dari Kanker

Pekan lalu, Presiden Jokowi mengunjungi Ani Yudhoyono sekaligus Shakira Aurum, anak Denada yang dirawat di Singapura. Satu orang dewasa, dan satu lagi masih sangat belia. Keduanya divonis dokter menderita leukemia alias kanker darah.

Shakira merupakan salah satu dari sekitar 300 ribu anak di seluruh dunia yang menderita kanker, berdasarkan catatan WHO (Badan Kesehatan Dunia). Anak yang mendapatkan akses ke perawatan berkualitas, 80 persen dapat bertahan hidup dan hidup dengan sehat. Sedangkan anak yang berasal dari keluarga miskin tak bisa mendapatkan perawatan, sehingga 90 persen mengalami kematian.

Kanker anak dan kanker pada orang dewasa memiliki beberapa perbedaan. Antara lain dari tingkat kesembuhan dan tempat tumbuhnya kanker. Penelitian menunjukkan kanker pada anak lebih mungkin sembuh dibandingkan kanker pada orang dewasa.
Menurut WHO, diagnosis kanker anak sejak dini dan meningkatkan akses ke pengobatan bisa meningkatkan penyembuhan. Semakin cepat kanker terdeteksi, maka semakin besar pula peluang untuk sembuh.

Namun, sayangnya tak semua jenis kanker bisa dideteksi dini. Hanya ada beberapa jenis kanker yang bisa dideteksi dini. Antara lain, kanker payudara yang bisa dideteksi dengan metode pemeriksaan payudara sendiri, kanker serviks dengan metode pap smear dan IVA, kanker usus lewat koloniskipi, kanker prostat dengan tes PSA, dan kanker hati melalui pemeriksaan tumor AFP. Sementara jenis kanker lainnya belum memiliki metode deteksi dini.

Setiap tanggal 15 Februari, dunia memeringati Hari Kanker Anak Internasional. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan terhadap anak-anak yang mengidap kanker, penyintas dan keluarga mereka. Sebab banyak pengidap yang setelah stadium lanjut baru terdeteksi, sehingga peluang untuk sembuh sangat kecil.

Orangtua mesti peka terhadap anak-anaknya. Munculnya perubahan yang tak biasa pada tubuh anak merupakan salah satu pertanda yang patut diwaspadai. Salah satunya yaitu berat badan turun tidak wajar atau signifikan. Turunnya berat badan ini bisa jadi pertanda kanker tengah menggerogoti tubuh.

Sayangnya banyak orangtua karena dengan berbagai alasan, tak memiliki waktu mengurus anaknya. Mereka yang pekerja menyerahkan ke pengasuh. Belum lagi gaya hidup membuat hubungan anak dengan orangtuanya tak sedekat pada zaman dulu.

Kanker adalah penyakit yang dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Sebanyak 90 persen kanker dipengaruhi lingkungan, sedangkan 8-10 persen merupakan faktor gen atau keturunan. Sekitar 30-35 persen dapat dicegah dengan memertahankan berat badan ideal, olahraga, dan pola makan yang sehat, serta tidak merokok dan konsumsi alkohol. Lindungi anak-anak dari sakit kanker. (**)