Tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, pengusaha, pemuda dan masyarakat yang merupakan stakeholder di desa merupakan pemegang kunci dalam menggerakkan kegiatan perlindungan anak berbasis desa.

“Mereka memiliki berbagai potensi yang bila digerakkan secara sistematis akan berkontirbusi positif dalam pencegahan, penanganan maupun rujukan kasus-kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di desa” ujar Nurlela, Kepala Dinas (Kadis) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Provinsi Sumatera, di Medan, (15/09/18).

“Sedangkan pengusaha lokal maupun BUMN/D juga dapat berperan dalam menyelenggarakan perlindungan anak atau mendukung kegiatan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM),”ujar Nurlela dihadapan 39 peserta dari 13 kabupaten yang mengikuti Pelatihan Fasilitator PATBM.

Untuk itu, Nurlela, berharap agar seluruh fasilitator yang telah dilatih tersebut setelah kembali ke kabupatn dapat berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk memulai penerapan ilpengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama empat hari pelatihan.

“Rencana tindak lanjut yang telah disusun agar segera dapat dikoordinasikan pelaksanaannya kepada pemerintah sehingga antara pemerintah dan aktivis masyarakat dapat berkolaborasi membentuk PATBM sehingga kegiatan PATBM untuk perlindungan anak di desa dapat dilakukan secara terpadu,” harap Nurlela yang didampingi Afini, Kepala Bidang Perlindungan Hak Perempuan (PHP) Dinas P3A.

Menurut Nurlela, potensi desa termasuk dana desa seharusnya dapat lebih dimaksimalkan agar kualitas pencegahan kekerasan, eksploitasi, penelantaran dan perlakuan salah terhadap anak meningkat sehingga anak-anak tidak ada yang menjadi korban.

“Pencegahan lebih baik dari pada menangani kasus, sehingga PATBM yang akan dibentuk di berbagai desa di 13 kabupaten akan berfungsi maksimal dalam melindungi anak,” ujarnya.

Menurut Afini, pelatihan fasilitator PATBM tingkat kabupaten tersebut dilaksanakan pada 12-15 September oleh Dinas P3A Provinsi Sumatera Utara bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI dengan fasilitator Misran Lubis, Muhammad Jailani dan Sulaiman Zuhdi Manik.

“Rencana kerja yang telah disusun tersebut nantinya akan dimonitoing oleh team dari Dinas P3A Provinsi, sehingga dapat diukur ketercapain tujuan dan dampak dari adanya PATBM di desa kepada perlindungan anak,” ujar Afini yang didampingi Supriadi, panitia pelaksana pelatihan